Sabtu, 25 September 2010

TEKHNIK DASAR PEMOTRETAN


Berikut ini beberapa tips untuk membuat persiapan memotret:

#1: Memilih kesempatan dan tempat memotret

Memilih waktu dan tempat memotret adalah langkah pertama yang harus dilakukan sebelum memotret.

Pelajari bagaimana cara menemukan kegiatan yang bagus, tempat, dan subjek yang akan dipotret lewat koran, buku-buku, majalah, internet.

Kesempatan yang baik untuk memotret adalah sesuatu yang anda nikmati. Misalnya: pasar, pasar malam, taman, kebun raya, cagar alam, taman nasional, taman kota, kebun binatang, pelabuhan, stasiun bis, stasiun kereta, bangunan tua, persawahan. Rencanakanlah perjalanan, dan beri waktu yang cukup untuk menghasilkan foto yang benar-benar luar biasa.

Saat anda menemukan tempat yang baik untuk memotret, datangi terus tempat itu. Foto anda akan semakin baik setiap kali kembali ke tempat itu, karena anda akan belajar kapan memotret dan apa yang dipotret.

#2: Mengetahui alasan memotret.

Apakah anda akan memotret secara vertikal atau horizontal? Pengaturan kamera mana yang akan anda pakai? Apakah fotonya akan dibingkai atau ditampilkan di halaman web? Apakah anda memotret untuk mendapatkan background atau bojek untuk dimasukkan ke foto lain? Apakah berencana untuk menyuinting foto secara digital dengan Photoshop? Foto yang bagus untuk sampul majalah biasanya diambil secara vertikal dengan di ruang untuk tempat teks dan grafis tanpa mengganggu komposisi subjek.

#3: Menguasai kamera

Semakin banyak yang anda pelajari tentang fitur berbeda mau pun cara pemakaiannya di kamera akan menghindarkan pemotretan dari kesalahan pengaturan. Pengaturan yang biasanya menyebabkan masalah adalah kompensasi pencahayaan, WB (White Balance), pengubahan auto-ISO, dan ukuran gambar.

#4: Memilih format file gambar

Kebanyakan kamera digital menyediakan tiga macam format: JPEG (.jpg), TIFF (.tif), dan RAW.

Format yang paling banyak digunakan alah JPEG. Format ini mnyediakan keseimbangan gambar yang bagus antara ukuran file dan kualitas gambar. Format JPEG adalah format penghilangan; format ini memakai algoritma mamatematika untuk mengurangi ukuran file saat kehilangan kualitas gambar minimal.

Tidak seperti format JPEG dan TIFF, RAW adalah file khusus yang tidak banyak diaplikasikan untuk pengaturan kamera. Untuk fleksibilitas kreatif lebih, fotografer bisa menggunakan konverter gambar RAW, seperti Adobe Camera RAW dan mengaplikasikan pengaturan kamera ke file tersebut setelah pemotretan. Format gambar RAW adalah "negatif" digital yang perlu dikonversi supaya bisa dilihat dan diedit.

File konverter RAW adalah format gambar terbaik untuk dipakai jika anda ingin mendapatkan kemungkinan gambar terbaik dari kamera digital anda.
Pengaturan kamera, seperti white balance, contrast, saturation level, sharpening, dan pengaturan lain tidak diaplikasikan untuk file gambar RAW. Setelah memotret, anda harus mengontrol pengaturan ini saat memprosesnya dengan konverte gambar RAW seperti Adobe Camera RAW atau disediakan oleh pembuatnya. Fotografer profesional memotret dengan format RAW.

#5: Mengatur resolusi gambar dan tingkat kompresi.

Resolusi gambar dinyatakan dalam bentuk piksel, yaitu 2.560 x 1.920 piksel. Jika anda mengalikan dua angka ini, anda akan menemukan total jumlah piksel 4.915.200 piksel atau hampir 5 megapiksel. Makin banyak piksel di gambar memungkinkan anda mencetak gambar semakin besar. Makin banyak piksel, makin besar fienya. Untuk memilih pengaturan optimal foto, anda perlu menyeimbangkan harga antara ukuran gambar (resolusi), tingkat kompresi, kualitas gambar, dan cetakan yang mungkin.

2 Megapixels: Image Resolution 1,200 x 1,600 -> Print Size 5" x 6.7"
3 Megapixels: Image Resolution 1,512 x 2,016 -> Print Size 6.3" x 8.4"
4 Megapixels: Image Resolution 1,704 x 2,272 -> Print Size 7.1" x 9.5"
5 Megapixels: Image Resolution 1,944 x 2,592 -> Print Size 8.1" x 10.8"
6 Megapixels: Image Resolution 2,048 x 3,072 -> Print Size 8.5" x 12.8"

Dengan mengurani resolusi gambar untuk menyimpan foto lebih banyak, anda akan kehilangan keuntungan pemotongan gambar dan kemampuan mendapatkan pencetakan lebih besar. Karena harga media penyimpanan foto digital semakin murah, anda bisa membeli lebih dari satu kartu, sehingga anda bisa menyimpan gambar dengan resolusi maksimum dan dengan sedikit kompresi. Setiap kali anda menyimpan file JPEG setelah menyuntingnya, gambar anda menurun. Oleh karena itu, jika anda perlu membuka, menyunting, dan menyimpan gambar JPEG lebih dari sekali, anda harus menyimpan semuanya, tapi gambar akhirnya dalam format tanpa kompresi, seperti TIFF, bitmap (.bmp), atau Photoshop (.psd).

#6: Mengatur kepekaan cahaya kamera dengan penggunaan ISO

Dalam fotografi film tradisional, anda memilih film berdasarkan peringkat ISO (istilah baru untuk pengaturan ASA), seperti ISO 100 atau ISO 400, bergantung berapa banyak cahaya yang anda harapkan saat memotret. Fotografer memilih film dengan ISO rendah, seperti ISO 100 sampai film yang lebih lambat dari ISO 400. Ini karena ISO butuh kecepatan rana labih lambat supaya mencahayai film dengan lebih tepat dibandingkan dengan peringkat ISO lebih tingi yang memungkinkan gambar direkam lebih cepat.

Penggunaan ISO lebih cepat seperti ISO 400 atau 800 memberi kesempatan pada anda memotret dalam kondisi kurang cahaya tanpa mengaburkan gambar karena waktu pencahayaan lebih lama. Pengaturan lebih tinggi seperti ISO 400 atau 800 akan mengakibatkan lebih banyak gangguan digital berupa butiran di fotografi tradisional. Secara umum, anda memperoleh kualitas gambar terbaik dengan menggunakan pengaturan ISO terendah yang disediakan kamera anda, seperti ISO 50 atau 100. ISO 800 dipakai untuk memperoleh efek butiran film tradisional di foto hitam putih.

Saat anda menyunting foto digital dengan penyunting gambar, seperti Adobe Photoshop Elements, anda akan memperoleh gangguan digital yang lebih nyata saat anda melakukan langkah-langkah seperti menaikkan kontras, menurunkan ukuran gambar dan mempertajam gambar.

#7: Memperbaiki warna dengan pengaturan whhiter balance

Salah satu tantangan signifikan yang dihadapai oleh fotografer digital adaalah membuat foto dengan warna akurat. Masalah yang biasa ditemui adalah hasil foto dengan warna yang tidak diinginkan, yang berarti terlalu banyak warna tertentu, seperti merah, biru, atau hijau. Pengaturan white balance yang kurang tepat sering menyebabkan hal ini. Pengaturan white balance di kamera memberi kesempatan pada anda merekam warna yang tepat saa memotret di bawah kondisi cahaya yang berbeda, seperti cahaya lampu pijar, cahaya lampu tungsten, cahaya matahari, atau awan.

Disamping memberi kesempatan kepada anda memilih pengaturan white balcae yang tepat, banyak kamera digital mempunyai pengaturan white balance sesuai dengan keinginan yang bisa merekam warna sangat akurat setelah pertama kali memotret dengan mode RAW, yang memungkin anda mengubah white balance memakai konverter RAW lama setelah anda memotret. Kebanyakan RAW konverter, seperti Adobe Camera RAW, mempunyai fungsi yang bisa dipakai untuk menyelaraskan white balance.

Kadang-kadang, Anda menambahakan pengaturan awal white balance dengan menambahkan sifat warna kesukaan ke foto. COntohnya, memakai pengaturan white balance berawan bisa menambah kehangatan pada tampilan warna dingin atau biru.

Banyak tool penyunting gambar itu bekerja sempurna jika anda mempunyai warna putih murni atau abu-abu netral di gambar. Saat anda berupaya mendapatkan warna akurat dan anda tidak mempunyai warna putih muni atau abu-abu netral di komposisi, putuskan menempatkan kartu putih di foto. Setelah anda selesai memakai wilayah putih untuk tujuan koreksi warna, anda bisa membuangnya dengan penyunting gambar digital.

#8: Pemotretan untuk penyuntingan digital.

Untuk mendapatkan keuntungan dunia fotografi digital yang baru, anda harus akrab dengan penyunting gambar, seperti Adobe Photoshop Elements seperti kamera anda sendiri. Pelajari bagaimana mengombinasi, memperbaiki, mengurangi, mewarnai atau mengubah foto anda menjadi lebih daripada adanya. Dengan Adobe Photoshop Elements anda dapat membuang atau menambah element fotografis seperti kabel telepon, langit, awan, orang dan sebagainya. Jika anda telah mengomposisi foto yang mempunyai elemen kacau, potret saja dan perbaiki kemudian di penyunting gambar anda.

Setelah melakukan persiapan awal, berikutnya anda sudah dapat melakukan pemotretan dengan teknik dasar sebagai berikut :

  1. Nyalakan kamera dengan menekan ON/OFF Switch. Jika lampu menyala dan tutup lensa kamera terbuka berarti kamera siap untuk digunakan.


  2. Peganglah kamera dengan dua tangan agar kamera tidak goyang saat Anda menekan Shutter Button.


  3. Berikutnya arahkan kamera pada objek dan lihat hasilnya pada tampilan objek (Image Display) atau bisa melihat langsung melalui Optical Viewfinder kamera.


  4. Setelah lensa kamera bisa menangkap objek pada posisi yang tepat maka tekan tombol shutter. Jangan langsung menekan habis Shutter Button untuk memberikan kesempatan cahaya lebih banyak masuk karena secanggih apapun kamera , tetap perlu waktu untuk bekerja. Jika lampu hijau dekat Optical Viewfinder menyala/berkelip segera tekan penuh Shutter Button untuk mengambil gambar, setelah terdengar bunyi beep berarti pemotretan sudah selesai dan gambar sudah tersimpan pada memory card.

Kualitas Image dan Ukuran File
Disamping teknik dasar pemotretan yang perlu anda ketahui adalah tentang hubungan antara kualitas image dengan besarnya ukuran file gambar.

Besar file dan kualitas gambar tergantung dari setting
pixel pada saat kamera mengambil gambar dan memprosesnya untuk direkam ke dalam media penyimpanan. Misalnya pada kamera dengan kemampuan 4 Mbit, dengan setting maksimum, tiap gambar akan mencapai ukuran sebesar 9 sampai 15 mega bytes. Ini merupakan ukuran yang sangat besar! Coba bandingkan dengan ukuran disk drive kecil yang hanya menampung 1.4 mega bytes saja.

Untuk menanggulangi hal tersebut, di tiap kamera dilengkapi fasilitas kompresi gambar secara otomatis. Anda tidak perlu pusing dengan bagaimana cara memprosesnya dan settingnya, kamera akan mengaturnya secara otomatis. Mudah saja. Yang perlu Anda ketahui adalah bagaimana cara pengaturannya dan seberapa besar rasio pengkompresian tersebut.


Ada 3 jenis kompresi yang perlu Anda ketahui sebagai pertimbangan sebelum melakukan pemotretan yaitu : kompresi rasio rendah, kompresi rasio tinggi dan tidak ada kompresi

Tidak ada kompresi
Rasio kompresi tinggi
Rasio kompresi rendah
nilai gambar sangat tinggi mutu gambar rendah mutu gambar tinggi
ukuran file sangat besar ukuran file kecil ukuran file besar
filename.tif filename.gif filename.jpg
Gambar cocok untuk dicetak ukuran besar dan liflet Gambar cocok untuk image pada design web Gambar cocok untuk designed multi media

Coba perhatikan gambar di atas. Bila gambar diperbesar beberapa kali akan terlihat perbedaan kualitas. Dengan kompresi tinggi, beberapa titik gambar akan dihilangkan atau dibuat rata dengan seadanya. Akhirnya akan membuat gambar terkotak-kotak dan seakan-akan "pecah" seperti pada gambar bibir di tengah. Dengan kompresi rasio rendah, mutu gambar dapat dipertahankan sehingga gambar akan terlihat lebih alami seperti gambar bibir di sebelah kanan.

Disamping tingkat kompresi, resolusi gambar juga berpengaruh terhadap kualitas image. Semakin besar ukuran resolusi semakin halus kualitas gambar yang dihasilkan, dan sebaliknya semakin kecil resolusi semakin kasar kualitas gambar.


By : MEGGIARS YOKTA PRANAYOGA ( 22 )

di sadur dari : http://www.facebook.com/topic.php?uid=89320146633&topic=8931
http://www.edukasi.smkn3jambi.sch.id/materi/kamera_fhoto_digital/materi7.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar